DariMendong ke Kerajinan Tangan Eksotis. Kamis, 19 Apr 2018 08:02. Hasil Kerajinan Mendong (bisnisukm.com) Mendong biasanya dikenal sebagai bahan baku pembuat tikar. Tapi di Temanggung, mendong juga bisa diubah menjadi kerajinan tangan bernilai jual tinggi, lo. Millens tahu tanaman mendong?
Bersamadengan daun-daun yang dapat digunakan untuk membungkus tempe, rumput mendong juga dapat dimanfaatkan untuk tali pembungkus tempe. Cara pembuatan tali tempe menggunakan daun mendong sangat mudah. Untuk membuatnya dapat kita lakukan dengan dua cara yaitu: 1. Dijemur Lakukan penjemuran di bawah terik matahari selama lebih kurang 30 menit.
Setelahkering, daun mendong akan disortir lagi dan diikat berdasarkan ukurannya. Ikatan-ikatan mendong lalu dirapikan ujung-ujungnya. Jika sudah rapi, mendong akan dijemur lagi kira-kira dua sampai tiga jam. Terakhir, ikatan-ikatan mendong disimpan di rumah selama satu hari agar tidak gampang rapuh. 2. Proses Pewarnaan. Tidak hanya sampai
cash. Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur, sekitar 106 km sebelah timur Kota Bandung. Sedangkan secara topografis berada di dataran sedang, di sebelah timur lereng Gunung Galunggung. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, sebelah timur dengan Kecamatan Sukaraja, sebelah selatan dengan Kecamatan Manonjaya, dan sebelah barat dengan Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan Goegrafis Keadaan alam Manonjaya datar dan berbukit dengan ketinggian rata-rata 292-297 m. Koordinat 7,20 LS serta 108,15 BT dan memiliki suhu rata-rata antara 20 °C dan 30 °C. Tanah Darat Ha. Tanah Sawah Ha. Manonjaya terletak di sebelah timur Tasikmalaya berjarak kurang lebih 12 km. Dulunya pernah merupakan ibukota kabupaten Tasikmalayayang waktu itu masih bernama Kabupaten Sukapura dilihat dari bukti-bukti peninggalan sejarahnya seperti Masjid Agung Manonjaya dan daerah kompleks makam Tanjungmalaya. berikut foto Masjid Agung Manonjaya yang bisa saya ambil Daerah ini merupakan daerah agraris pertanian yang subur dimana komoditi pertaniannya antara lain beras/padi, palawija, sayur-sayuran, salakdan mendong yang merupakan bahan tikar tradisional. Selain usaha pertanian, juga terdapat usaha perikanan secara swadaya dan industri kecil diantaranya usaha bordir dan pakaian, pembuatan golok serta pembuatan tikar mendong. Alat untuk menenun tikar mendong disebut tustel, yang terbuat dari kayu dengan bagian-bagiannya sebagai berikut. a. Dua buah gun atau kamran, yaitu alat untuk menurunkan dan menaikkan benang. Gun ini digantungkan pada alat yang disebut timbangan. b. Timbangan, yaitu alat untuk menggantungkan kamran atau gun yang dihubungkan dengan dua buah tali yang diikatkan. c. Pangijek, yaitu alat untuk menaikkan dan menurunkan gun secara bergantian dengan cara menginjak pangijek. Pangijek penginjak ini dihubungkan dengan dua buah tali dengan kedua gun atau kamran seperti telah disebutkan di atas. d. Suri atau sisir, yaitu alat untuk merapatkan batang-batang mendong yang dimasukkan dengan toropong. Pekerjaan merapatkan batang mendong dengan suri ini disebut ngagedig, yang berarti menekan dengan keras. e. Toropong, yaitu alat untuk menyimpan dan memasukkan batang mendong yang akan ditenun. Toropong dibuat dari pipa paralon. f. Panggulung bola, yaitu alat untuk menggulung benang yang akan dianyam bersama batang-batang mendong. g. Panggulung amparan, yaitu alat untuk menggulung tenunan tikar yang sedang ditenun. Cara pengolahan kerajinan mendong lebih banyak memerlukan spesialisasi perajin karena untuk mengolah dari bahan mentah menjadi barang jadi melewati banyak tahap. Tahap-tahap tersebut meliputi a. penjemuran dan pemisahan mendong berdasarkan panjangnya. b. pewarnaan c. penenunan/penganyaman d. penjahitan Kerajinan mendong lebih banyak melibatkan tenaga perajin dibandingkan kerajinan kain bordir. Selain itu, berbeda dengan kerajinan kain bordir yang sudah menggunakan mesin-mesin bordir modern, kerajinan mendong, terutama proses penenunan, masih menggunakan alat tenun tradisional. Bahan baku kerajinan mendong adalah tanaman mendong yang harus ditanam di lahan yang senantiasa basah. Tanaman mendong dapat dipanen sampai 6-7 kali. Untuk pemanenan pertama, mendong harus dibiarkan tumbuh selama 6 bulan terlebih dahulu, baru dapat dipanen. Untuk pemanenan kedua dan seterusnya hanya memerlukan waktu 4 bulan. Tanaman mendong yang subur dapat mencapai ketinggian 90 125 cm. Selain mendong, bahan baku lain yang dibutuhkan adalah benang tenun atau benang polyster. Adapun tahap-tahap dalam pembuatan anyaman mendong adalah sebagai berikut A. Suhandi Shm., dkk., 1985 47-48. a. Penjemuran dan Pemisahan Mendong 1 Batang-batang tanaman mendong yang telah dipotong dijemur selama 1 hari. Setelah kering dipisah-pisahkan sesuai dengan besar dan panjang batangnya, kemudian masing-masing diikat menjadi satu ukuran tertentu. 2 Ikatan-ikatan batang mendong itu kemudian di-beberes, yaitu meratakan ujung-ujungnya dan dipotong dengan menggunakan parang. 3 Batang mendong yang sudah di-beberes dirapikan kemudian dijemur untuk kedua kalinya selama 2 3 jam. Selanjutnya ikatan-ikatan batang mendong tersebut disimpan di dalam rumah selama 1 hari agar tidak regas mudah patah.46 b. Pewarnaan Pekerjaan memberi warna batang mendong disebut nyelep mencelup. Warna-warna yang sering dipakai adalah hijau, biru, kuning, merah, dan ungu. Sedangkan bahan zat pewarna dapat diperoleh di toko-toko di Kota Tasikmalaya. Adapun proses pewarnaan adalah sebagai berikut. 1 Batang mendong yang telah selesai dijemur diberi warna dengan cara di-celep dicelup ke dalam godogan atau larutan zat pewarna yang dipanaskan sampai mendidih, sesuai dengan warna yang diinginkan. 2 Setelah pemberian warna selesai, batang-batang mendong tersebut dijemur kembali selama 4 jam dengan tujuan agar warnanya tidak luntur. 3 Apabila menghendaki lebih dari satu warna, batang mendong kering itu diikat sampai pada batas warna yang diinginkan, kemudian dicelup ke dalam zat pewarna. Setelah itu ikatan batang mendong itu dijemur sampai kering. Selanjutnya, bagian yang belum diberi warna dicelupkan lagi ke dalam zat pewarna lainnya, kemudian dijemur kembali sehingga menghasilkan batang mendong dengan warna yang berlainan. 4 Setelah itu batang-batang mendong tersebut di-celub, yaitu dimasukkan ke dalam air sebentar agar batang yang akan ditenun tidak mudah putus. Setelah kering, batang mendong yang telah diberi warna diikat kembali dan siap untuk ditenun. Penenunan Proses pembuatan tikar mendong dapat diuraikan sebagai berikut. 1 Mula-mula memasang benang pada alat tenun tersebut. Pekerjaan ini disebut pihane. Setiap benang dimasukkan pada celah-celah suri dan selang satu benang masuk ke gun yang satu benang yang lain masuk ke gun lainnya. Kemudian masingmasing ujung benang diikatkan pada batang penggulung benang atau boom. 2 Setelah benang itu tergulung, maka ujungnya yang lain diikatkan pada panggulung amparan. 3 Penenun menginjak salah satu alat panginjek, sehingga salah satu gun terangkat dan gun yang lain turun. Gerakan ini menyebabkan benang-benang yang dipasang sebagian turun dan sebagian lagi naik. Toropong yang sudah diisi batang mendong dimasukkan ke lubang yang menganga tadi, yaitu di antara benang-benang yang turun dan terangkat oleh gun. Satu batang mendong pada toropong dipegang oleh tangan penenun, kemudian toropong dikeluarkan, sehingga batang mendong tersebut ada dalam benang yang terpasang. Batang mendong tersebut ditarik oleh suri, sehingga mendekati dan merapat ke alat penggulung tikar. Pekerjaan demikian disebut ngagedig. Demikian seterusnya hingga batang mendong yang ditenun semakin banyak. 4 Setelah batang mendong yang ditenun sudah cukup banyak, kemudian penggulung tikar diputar, sehingga hasil tenunan tikar dapat digulung sedikit demi sedikit pada alat penggulung tersebut. Apabila panjang tikar sudah memenuhi ukurannya, sedangkan benang masih panjang, maka sebagai batas tenunan itu diberi jarak. Untuk membuat tikar madani, tenunannya tidak terlalu padat dan motifnya biasanya belang-belang lurus. d. Penjahitan Apabila hasil tenunannya sudah mencapai ukurannya, benang-benangnya diteukteuk dipotong, kemudian diikat agar tidak lepas. Kemudian hasil tenunan dibuka dari gulungan tikar dan selanjutnya dijemur. Hasil tenunan dijahit dengan menggunakan kelim dari kain agar tepian tikar tidak terlepas. Kelim juga berfungsi sebagai tempat untuk melipat tikar ketika sedang tidak digunakan. Untuk pembuatan barang-barang souvenir, seperti tas, sandal, kotak boks, pigura, dan lain-lain, tahap pembuatannya adalah sebagai berikut. Mula-mula membuat pola pada kertas karton yang berukuran tebal. Setelah pola terbentuk, kemudian dipotong dengan gunting atau pisau cutter. Pola-pola karton yang sudah dipotong kemudian dilapisi/dibungkus dengan anyaman mendong dan direkatkan dengan lem. Setelah anyaman mendong melekat pada karton secara keseluruhan, kemudian baru dirangkai menjadi bentuk barang yang diinginkan. Agar bekas potongan anyaman mendong pada bagian tepi barang yang telah terbentuk tidak terlihat, dapat dilakukan dengan cara melipat bagian tepi mendong atau dengan cara dikelim dengan kain lalu dijahit. duhhhh… cpe jelasinnya 🙂 Sebagai tambahan,,,,Daerah Manonjaya sejak dahulu dikenal sebagai penghasil buah salak yang tumbuh secara alami baik di kebun dan di pekarangan rumah penduduk. Namun saat ini, usaha dari budidaya salak manonjaya memiliki prospek yang tidak menguntungkan terlebih karena harganya di pasaran kurang begitu baik juga karena para penduduk terbiasa dengan pola tradisional yakni membiarkan tanaman salak tumbuh secara alami. Tumbuhan salak ini dalam pertumbuhan dan pembuahannya dipengaruhi oleh musim, makanya buah yang dihasilkannya tidak selalu sama. Keadaan cuaca Indonesia yang terdiri dari musim hujan dan kemarau sangat mempengaruhi proses pembuahan pohon salak. Makanya tidak selamanya para petani salak mengalami panen bagus yang bisa terus-menerus. Dengan keadaan iklim demikian tersebut para petani salak tidak bisa bergantung dari hasil panen buah salak. Disamping cuaca, harga dari buah salak dari manonjaya ini tidak selalu bagus, ini dikarenakan tergeser oleh buah salak pondoh sudah semakin banyak berkunjung ke daerah ini dan karena rasa yang dihasilkan buah salak manonjaya dengan salak pondoh itu sangatlah berbeda. Yang pada akhirnya karena panen buah salak tidak bisa diharapkan lagi, masyarakat manonjaya banyak yang berubah pikiran untuk mengganti kebun salaknya diganti dengan menanam ketela pohon atau ubi jalar. Didalam proses pengalihan tanam dari salak menjadi ketela pohon ini disebabkan ketela pohon lebih menghasilkan dari pada salak yang musiman.
Memiliki beragam suku dan budaya membuat Nusantara memiliki beragam tradisi dan kerajinan yang ada. Salah satunya yang ada di pulau Jawa. Kerajinan mendong, menjadi ciri khas dari kelurahan Singkup, kecamatan Purbaratu, kota Tasikmalaya. Mendong adalah tumbuhan yang hidup dirawa, tanaman ini tumbuh di daerah berlumpur dan memiliki air yang cukup. Mendong adalah jenis rumput yang dapat tumbuh hingga ketinggian 125cm. oleh karena itu bahan ini cocok untuk menjadi bahan kerajinan tikar. Untuk bahan pembuatan tikar mendong membutuhkan rumput yang sudah kering, karena tikar yang kering mempunyai warna yang sesuai yaitu putih dan coklat. Dalam pembuatan tikar mendong dipotong dengan ukuran 1 meter, berguna untuk menjadikan ukuran kerajinan tikar mendong sama rata. Setelah mendong siap dipakai, mendong terlebih dahulu diberi pewarna agar hasil kerajinan tikar terlihat lebih menarik. Pembuatan tikar mendong di kelurahan ini menggunakan teknik tenun. Kerajinan tikar mendong lebih banyak dikerjakan dengan tenaga pengrajin dibandingkan dengan kerajinan kain border, alat yang digunakan juga masih tradisional. Baca juga Kerajinan Tikar Mendong Mendong pada awalnya dibuat sebagai bahan baku pembuatan tikar tetapi semakin berkembangnya kreatifitas masyarakat, maka produk dari mendong ini di aplikasikan dalam bentuk lain dan semakin dikenal seperti tas, dompet, topi, kotak serba guna, toples, tempat tisu, boks buku, pigura bahkan funitur dan perlengkapan kantor. Ulasan mengenai Kerajinan Tikar Mendong terekam dalam tayangan Ragam Indonesia hari Kamis, 26 September 2019 pukul WIB. Program Ragam Indonesia tayang setiap hari Senin sampai Jumat pukul
Bahan kerajinan tangan banyak sekali jenisnya. Mulai dari limbah sampai bahan yang berasal dari alam yang ramah lingkungan. Salah satu bahan kerajinan yang berasal dari alam yaitu mendong. Bahan ini biasanya digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan sih Mendong itu? Mungkin bagi sebagian orang ada yang belum tahu seperti apa sebenarnya tanaman mendong itu. Mendong adalah jenis tumbuhan rumput yang hidup di tanah berlumpur. Tanaman ini selalu tumbuh di daerah yang memiliki kandungan air yang cukup. Tanaman mendong biasanya tumbuh dengan panjang kira-kira 80 sampai dengan 100cm. Pada umumnya mendong dijadikan sebagai bahan dasar untuk pembuatan tikar. Seiring dengan meningkatnya daya kreativitas pengrajin, kini mendong tidak hanya dijadikan sebagai tikar saja, berbagai macam kerajinan berbahan dasar mendong banyak sekali kita jumpai di pasaran misalnya tas, tempat pensil, tempat tisu, sandal dan lain-lain. Mendong yang dikenal sebagai bahan baku ramah lingkungan, dengan anyaman yang berwarna-warni memanglah tetap menarik untuk dilirik. Salah satunya adalah kerajinan tas tangan mendong yang begitu diminati. Bahkan penjualannya kini sudah mampu menembus pasar luar negeri. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, para pengrajin mendong juga harus pandai mencermati sistem produksi. Dimulai dari pengumpulan bahan baku yang berkualitas, cara pengolahan mendong hingga menghasilkan produk yang siap untuk dijual. Sistem pengolahan mendong sendiri meliputi pewarnaan mendong, pembuatan cetakan serta perangkaian mendong menjadi kerajinan yang diinginkan. Setelah semua metode dijalankan maka kerajinan mendong siap untuk di pasarkan. Keuntungan akan semakin besar jika mendong diberikan nilai lebih serta diolah menjadi kerajinan yang lebih Mengolah Mendong Tanaman mendong merupakan tanaman yang harus ditanam di lahan yang senantiasa basah. Tanaman ini dapat dipanen sampai lebih dari lima kali. Ketika musim panen pertama, mendong harus dibiarkan tumbuh selama enam bulan terlebih dahulu, baru dapat dipanen. Ketika panen kedua dan seterusnya hanya memerlukan waktu sekitar empat bulan. Tanaman mendong yang subur dapat mencapai ketinggian 90 sampai 125 cm. Sebelum dijadikan bahan baku kerajinan, mendong yang sudah dipanen harus diproses dari bahan mentah menjadi barang jadi siap anyam melalui beberapa tahapan. Dan tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut. • Proses penjemuran Tanaman mendong yang telah dipotong dijemur selama satu hari. Setelah kering dipisah-pisahkan sesuai dengan besar dan panjang batangnya, kemudian masing-masing diikat menjadi satu ukuran tertentu. Ikatan-ikatan batang mendong itu kemudian dikepras, yaitu meratakan ujung-ujungnya dengan cara dipotong menggunakan parang. Batang mendong yang sudah dikepras dirapikan kemudian dijemur untuk kedua kalinya selama dua sampai dengan tiga jam. Kemudian ikatan-ikatan batang mendong tersebut disimpan di dalam rumah selama satu hari agar tidak regas mudah patah. • Proses pewarnaan Proses pewarnaan batang mendong menggunakan warna-warna yang sering dipakai yaitu hijau, biru, kuning, merah, dan ungu. Sedangkan bahan zat pewarna biasanya menggunakan pewarna pakaian. Batang mendong yang telah selesai dijemur diberi warna dengan cara dicelup-celupkan ke dalam rebusan atau larutan zat pewarna yang dipanaskan sampai mendidih, sesuai dengan warna yang diinginkan. Setelah proses pewarnaan selesai, batang-batang mendong tersebut dijemur kembali selama 4 jam dengan tujuan agar warnanya tidak luntur. Jika ingin memberikan lebih dari satu warna, maka bagian yang belum diberi warna dicelupkan lagi ke dalam zat pewarna lainnya. kemudian dijemur kembali. Setelah itu batang-batang mendong tersebut dimasukkan ke dalam air sebentar agar batang tidak mudah putus. Setelah kering, batang mendong yang telah diberi warna tersebut siap untuk dianyam. • Proses penganyaman Membuat kerajinan mendong lebih banyak melibatkan tenaga kerja dibandingkan dengan kerajinan bordir. Karena kerajinan bordir sudah menggunakan tenaga mesin. Sedangkan kerajinan mendong, terutama proses penganyaman, masih menggunakan alat penganyam tradisional dan bahan baku lain yang dibutuhkan yaitu benang Membuat Kerajinan dari Mendong Langkah pertama adalah membuat pola pada kertas karton berukuran tebal. Misalnya membuat tas, dompet maupun sandal. Setelah pola terbentuk, kemudian kertas karton dipotong dengan gunting atau pisau cutter. Pola-pola karton yang sudah dipotong kemudian dilapisi dengan anyaman mendong yang direkatkan dengan lem. Setelah anyaman mendong melekat pada karton secara keseluruhan, kemudian baru dikreasikan menjadi barang yang diinginkan. Agar bekas potongan anyaman mendong pada bagian tepi kerajinan tidak terlihat, maka dapat dilakukan dengan cara melipat bagian tepi mendong atau dengan cara dikelim dengan kain atau bisban lalu dijahit. Untuk mempercantik kerajinan yang dihasilkan bisa ditambahkan manik-manik maupun ornamen bunga dengan teknik sulam pita ataupun sulam benang. Demikianlah artikel yang mengulas tentang salah satu jenis tanaman yang ada di Indonesia sebagai sumber daya alam yang bisa diambil manfaatnya. Membuat Kerajinan dari Anyaman Mendong adalah salah satu cara mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang sudah disediakan oleh Tuhan untuk kita.
cara membuat tikar dari mendong